Sore yang hangat di PP Nurul Falah DYF, cahaya matahari mulai merayap turun di sela-sela dedaunan pohon jambu air ( pohon klampok ) yang tumbuh di tengah halaman. Di bawah rindangnya, sekelompok santri tengah melaksanakan tugas mulia mereka: piket sore.
Dengan mengenakan sarung dan peci khas pondok, mereka saling bekerja sama. Ada yang memegang sapu lidi, ada yang sibuk mengangkat gerobak sampah besar bertuliskan "DYF", dan ada pula yang dengan sigap menampung sampah ke tong plastik. Meskipun wajah mereka berkeringat, tak ada keluhan. Justru terlihat canda kecil yang membuat suasana kerja tetap ringan.
Gerobak tua itu mungkin sudah berkarat, tapi semangat para santri tak ikut berkarat. Mereka menjalankan amanah kebersihan dengan tanggung jawab penuh, menunjukkan bahwa belajar di pondok bukan hanya soal ilmu kitab, tapi juga tentang adab dan gotong royong.
Di sudut kanan, dua motor parkir tenang di bawah atap seng. Sementara jemuran pakaian dan meja kayu tua menjadi saksi bisu betapa kehidupan di pondok begitu sederhana namun bermakna.
Piket sore bukan sekadar rutinitas. Di balik aktivitas membuang sampah dan menyapu halaman, tersimpan nilai disiplin, kerja sama, dan cinta terhadap lingkungan yang diajarkan secara langsung lewat tindakan. Di Nurul Falah DYF, semua itu tumbuh dari keseharian.

