Di sebuah ruang belajar sederhana dengan lantai keramik hijau yang mengilap, Pak Ifham duduk bersama murid-muridnya dari kelas 3 Ibtida'iyah A. Mengenakan kemeja merah dan sarung batik, beliau tampak penuh wibawa namun tetap ramah. Di hadapan para muridnya, terbuka kitab pelajaran yang baru saja mereka pelajari beberapa hari lalu.
“Sekarang, kita coba ulang pelajaran minggu kemarin. Siapa yang ingat?” tanya Pak Ifham dengan suara lembut namun tegas.
Anak-anak, yang duduk melingkar dengan kitab di tangan, saling berpandangan. Beberapa terlihat antusias menjawab, sementara yang lain tampak berpikir keras. Pak Ifham memandang mereka satu per satu, memberikan semangat dengan senyum tipis.
Di sampingnya, secangkir kopi hitam hangat berada di atas lantai, menjadi teman setia saat beliau menguji hafalan dan pemahaman para murid. Sebuah ponsel tergeletak di tengah lingkaran, kadang digunakan untuk memutar bacaan sebagai contoh.
“Bagus, sekarang kita ulang sama-sama,” ucap Pak Ifham. Murid-murid pun membaca dengan suara lantang, mengulang pelajaran dengan penuh semangat.
